BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Suatu
kenyataan yang yang tampak jelas dalam dunia pendidikan dimana pendidikan
tersebut diharapkan bisa diterima oleh semua pihak. Pendidikan sebagai sistem
terdiri dari sejumlah komponen antara lain, sistem baru (raw input),
Environmental input, instrumental input (guru kurikulum).
Ilmu
pendidikan juga akan memperhatikan perubahan tata nilai yang terjadi dalam
masyarakat. Disamping itu ilmu pendidikan harus memahami peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan, dalam ekonomi, politik, pendidikan dan keamanan.
Sebabnya ialah pendidikan mempunyai kewajiban untuk mengantarkan para peserta
didik memasuki masyarakat yang sedang mengalami perubahan-perubahan yang
mendasar dalam kehidupan ekonomi dan kehidupan politik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pengertian sistem dan apa saja ciri-ciri sistem tersebut ?
2. Apa saja
unsur-unsur yang ada dalam pendidikan sebagai suatu sistem ?
3. Sebutkan sistem apa saja yang ada dalam sistem
pendidikan dan subsistem pendidikan dalam supra sistem ?
1.3 TUJUAN
1. Agar kami
lebih memahami, mengerti dan dapat mengetahui ciri-ciri dari sistem.
2. Mengetahui
unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan sebagai suatu sistem.
3. Mengetahui semua sistem yang ada dalam sisten
pendidikan dan subsistem pendidikan dalam supra sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
DAN CIRI - CIRI SISTEM
Sistem
merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat digunakan sebagai
sebutan yang melekat pada sesuatu. Kita dapat mengatakan bahwa sebuah sepeda
motor itu merupakan suatu sistem, yang kemudian orang menyebut dengan sistem
sepeda motor. Suatu perkumpulan atau organisasi adalah sebagai sistem, yang
kemudian orang menyebutnya dengan istilah sistem organisasi. Pendidikan sebagai
sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan sistem pendidikan. Begitu
seterusnya, bahwa setiap jenis organisasi, apapun bentuknya, ia disebut sistem.
Lalu apa
pengertian sistem itu sendiri? Definisi sistem banyak rumusan yang dikemukakan
oleh para tokoh dengan sudut pandangnya masing-masing.
Bela H.
Banathy dalam bukunya instruktional sistem mengemukakan bahwa “ an assemblage
of obyects united by sam form of regular interaction and interpendence”.
Menurut sistem berarti : satuan/kaitan objek-objek yang disatukan oleh suatu
bentuk interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo (1985), sistem
adalah kesatuan fungsional dari pada unsur-unsur (aspek-aspek) yang ada untuk
mencapai tujuan. Pengertian kedua ini lebih menunjukkan kejelasan, diantarnya :
sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing-masing unsur, ada kesatuan
fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin di capai.
Sebagaimana
telah dikemukakan di atas, setiap organisasi yang ada dalam kehidupan ini dapat
disebut sebagai sistem, walaupun masing-masing mempunyai batasan yang berbeda.
Misalnya manusia sebagai sistem, tentu memiliki batasan yang berbeda dengan
binatang sebagai sistem. Begitu pula pendidikan sebagai suatu sistem, juga
mempunyai batasan yang berbeda dengan ekonomi sebagai sistem, begitu
seterusnya. Namun demikian, perlu diketahui bahwa di balik perbedaan dari
setiap sistem, pada persamaannya, yang oleh Mudhoffir (1986) dikatakan bahwa
persamaan dari setiap sistem terletak pada ciri-ciri sistem, yang dapat di
rinci sebagai berikut:
1.
Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan di capai oleh sebuah sistem. Misalnya :
Sepeda motor merupakan sistem bertujuan untuk mempermudah tranportasi. Manusia
sebagai sistem, tujuannya untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendidikan
sebagai sistem, tujuannya untuk memberikan layanan bagi yang memerlukan.
Pengajaran sebagai sistem, tujuannya agar siswa belajar untuk dapat menampilkan
perilaku tertentu, begitu seterusnya.
2.
Fungsi
Merupakan suatu aktivitas/fungsi sistem untuk dapat mencapai tujuan sistem
itu sendiri. Misalnya: manusia sebagai suatu sistem, agar dapat mencapai tujuan
hidupnya, dituntut adanya fungsi-fungsi, diantaranya fungsi pernafasan,
pencernaan makanan, fungsi penglihatan, fungsi aliran darah, fungsi kekebalan
penyakit, fungsi pembiakkan, dan sebagainya, yang kesemuannya fungsi tersebut
saling berkaitan dan saling mendukung. Apabila salah satu diantaranya tidak
menunjukkan fungsi, maka sistem tersebut akan mengalami gangguan, kegagalan dan
atau bahkan tidak bermanfa’at sama sekali.
3.
Komponen
Komponen merupakan bagian yang ada dalam suatu sistem, yang melakukan atau
memainkan fungsi tertentu dalam rangka mencapai tujuan sistem. Misalnya sepeda
motor punya tujuan sebagai alat tranportasi untuk mempercepat perjalanan
seseorang menuju alamat tertentu. Agar sepeda motor dapat mencapai tujuannya
harus ada unsur-unsur pendukung, diantaranya : komponen pembakar (busi),
komponen penggerak (mesin), komponen pengaman (spion), komponen pengontrol,
komponen pengatur kecepatan (gas), dan lain-lain. Masing-masing komponen atau
unsur sistem tersebut harus melakukan fungsinya sendiri-sindiri, tetapi ia juga
harus selalu berhubungan (berinteraksi) dan saling memiliki ketergantungan
(interdependensi) dengan komponen lainnya. Apabila salah satu komponen tau
unsur-unsur sistem sepeda motor tersebut tidak ada atau ada tetapi tidak
memerankan fungsinya, maka sepeda motor sebagai sebuah sistem akan mengalami
gangguan untuk mencapai tujuannya, bahkan bisa tidak berfungsi sama sekali.
Dengan demikian setiap sistem yang ingin mencapai tujuannya harus memiliki
unsur-unsur pendukung bagian-bagian dari sistem yang melaksanakan suatu fungsi
khusus dalam rangka menunjang pencapaian tujuan sistem.
Perlu diketahui pula, setiap komponen
sistem sesungguhnya juga merupakan suatu sistem tersendiri. Mengapa demikian?
Karena setiap komponen sistem juga memiliki komponennya sendiri. Misalnya
manusia merupakan sistem yang komponen atau unsurnya terdiri dari pencernaan
makanan, pernafasan, pengindraan, dan sebagainya. Pengindraan sendiri, misalnya
mata, memiliki beberapa komponen diantaranya : kelopak mata, kornea mata, bulu
mata dan sebagainya. Begitu pula pencernaan makanan, juga mempunyai unsur-unsur
tersendiri begitu seterusnya setiap komponen sistem mempunyai komponen sendiri.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen sistem juga merupakan subsistem
dari suatu sistem yang kebih besar, atau setiap sistem terdiri dari
sub-subsistem. Komponen sistem atau subsistem yang merupakan suatu sistem
tersendiri juga mempunya tujuan sendiri.Misalnya busi sepeda motor merupakan
subsistem dari sepeda motor, dan ia juga sebagai sistem tersendiri mempunya
tujuan yaitu mewujudkan proses pengapian, begitu seterusnya.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa setiap
sistem itu terdiri dari komponen sistem, namun demikian menurut fungsinya tidak
semua komponen sistem tersebut mempunyai hubungan langsung dengan komponen yang
lain. Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa dalam suatu sistem ada komponen
sistem integral dan ada komponen sistem tidak integral.
Komponen sistem integral mempunyai
keterkaitan fungsi secara langsung dan atau merupakan bagian tak terpisahkan
dari sub-subsistem yang ada, sehingga bila komponen sistem ini tidak berfungsi
maka akan mengganggu pencapaian tujuan sistem. Sedang komponen sistem tidak
integral adalah komponen sistem yang mempunyai arti bagi subsistem lain tetapi
bukan merupakan bagian integral dari subsistem lain tersebut, sehingga apabila
komponen ini terpaksa tidak ada, maka tidak akan mengganggu pencapaian tujuan
sistem. Contoh: sekolahan sebagai suatu sistem, komponen integralnya adalah
guru, siswa, perpustakaan, papan tulis, kapur, penghapus. Sedang komponen tidak
integralnya adalah kipas angin, lampu neon dan kantin. Komponan tidak integral
ini bila tersedia menambah lancarnya pencapaian tujuan, tetapi bila tidak ada
tidak akan mengganggu kegiatan.
4.
Interaksi atau Saling Hubungan
Sebagaimana telah dikemukakan dimuka bahwa suatu sistem itu terdiri dari
beberapa komponen, dan secara fungsional setiap komponen tersebut tidak berdiri
sendiri tetapi saling mempunyai keterkaitan bahkan dapat dikatakan saling
memiliki ketergantungan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya.
Dengan kata lain, fungsi dari komponen yang satu sangat menentukan fungsi
komponen lainnya. Dengan demikian apabila suatu sistem di harapkan dapat
mencapai tujuan sistem dengan baik, harus ditunjang oleh fungsi yang baik dari
tiap-tiap komponen sistem yang ada.
5.
Penggabungan Yang Menimbulkan Jalinan Keterpaduan
Dalam rangka mencapai tujuan sistem harus merupakan suatu kesatuan yang
terpadu. Keterpaduan komponen sistem tersebut akan memperkuat kerja dan fungsi
sistem karena masing-masing komponen merupakan jalinan yang saling menunjang.
6.
Proses Transformasi
Proses transformasi merupakan suatu aktivitas untuk mengubah masukan /
bahan mentah menjadi suatu produk atau bahan jadi. Produk atau bahan jadi ini
akan tersalurkan menjadi masukan sistem lain, sistem lain ini juga akan
dilakukan proses transformasi, demikian seterusnya. Berbicara tentang proses
transformasi, harus diingat pula bahwa setiap sistem terdiri dari sub-subsistem
dan setiap subsistem juga merupakan sistem tersendiri, yang juga melakukan
aktivitas transformasi. Oleh karena itu, proses transformasi pada suatu sistem
bisa terjadi secara bertingkat – transformasi terjadi pada tingkat
sub-subsistem, baru kemudian terjadi transformasi pada sistem yang lebih luas.
Dengan kata lain, pada suatu sistem tidak hanya terjadi sebuah proses
transformasi tetapi serangkaian proses transformasi.
7.
Umpan Balik
Umpan balik merupakan aktivitas pemantauan atau kontrol terhadap
efektivitas dan efisiensi kerja sistem.
8.
Daerah Batasan dan Lingkungan
Perlu diketahui pula, suatu sistem akan berinteraksi atau berhadapan dengan
sistem lain, atau lingkungan sistem yang berada di luar sistem. Karena
lingkungan yang berada di luar sistem itu juga merupakan sistem tersendiri,
perlu ada ketegasan batasan tentang sistem tertentu. Misalnya manusia sebagai
suatu sistem, akan mempunyai batasan yang berbeda dengan binatang sebagai
sistem, kegiatan pendidikan sebaga suatu sistem akan berbeda dengan kegiatan
ekonomi sebagai suatu sistem. Hal lain yang perlu kita fahami juga, karena
setiap lingkungan sistem merupakan sistem tersendiri, maka secara otomatis akan
terdapat macam sistem, yang merupakan suatu sistem yang lebih besar. Sistem
lebih besar ini kemudian disebut dengan istilah “Supra Sistem”. Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas, Tirtaharja (1994) memberikan ilustrasi
gambar sebagai berikut.
SUPRA SISTEM
|
Sistem
|
Dl
dll
|
Sistem
|
Gambar
6.4
Hubungan Sistem Satu Dengan Sistem lainnya dalam Supra Sistem
SUPRA SISTEM
|
Komponen
|
Dl
dll
|
Komponen
|
Gambar
6.2
Hubungan antara Komponen Sistem dalam Sebuah Sistem
2.2 PENDIDIKAN
SEBAGAI SUATU SISTEM
Setiap unit
usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam
komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya. Begitu pula
dengan pendidikan, juga merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam
komponen pendukung, yang masng-masing komponen akan saling mempengaruhi dan
bekerjasaama dalam mencapai tujuan. Secara umum suatu unit pendidikan dapat
digambarkan sebaga berkut.
Gambar 6.3
Sistem Pendidikan merupakan model
sistem yang berlaku pada setiap unit usaha atau organisasi lainnya. Adapun
unsur-unsur yang ada dapat di jelaskan sebagai berikut
Raw Input. Merupakan
bahan mentah yang akan di proses dalam suatu unit usaha atau organisasi. Dalam
konteks pendidikan, yang dimaksud raw input adalah calon siswa.
Instrumenal
Input. Merupaka unsur pendukung yang mempengaruhi aktivitas organisasi atau unit
usaha dan dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha atau oleh
organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan yang termasuk
instrumental input adalah : sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, prasarana
dan sarana.
Environmental
Input. Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas suatu organisasi
atau unit usaha, tetaoi tidak dapat dirancang atau dipersiapkan oleh unit usaha
atau organisasi yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan , environmental
input digambarkan, seperti : pengaruh TV, ekonomi, politik, sosial budaya, dll.
Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai sistem pendidikan, lihat gambar
6.4
Ekonomi, dll
|
Tenaga guru dan non guru
|
Keamanan
|
Politik
|
Kependudukan
|
Sosial Budaya
|
P R O S E S P E N D I D I K A N
|
SISWA BARU
|
Prasarana dan Sarana
|
Kurikulum
|
Anggaran
|
Administrasi
|
Lulusan
|
Putus Sekolah
|
Gambar
6.4
Sistem
Pendidikan dan Unsur-Unsurnya
2.3 SISTEM
PENDIDIKAN DAN SUBSISTEM PENDIDIKAN DALAM SUPRA
SISTEM
Pendidikan
sebagai suatu sistem merupakan subsistem (bagian) dari supra sistem, disamping
mempunyai sub-subsistem pendidikan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam
supra sistem (masyarakat) itu terdapat beberapa sistem, misalnya sistem
ekonomi, sistem politik, sistem pendidikan, sistem keamanan, dll. Masing-masing
sistem dalam supra sistem tersebut terdiri dari sub-subsistem, begitu pula
sistem pendidikan yang didalamnya juga terdapat sub-subsistem.
Tirtarahardja
(1994:64) telah memberikan gambaran sebagai berikut.
KETENANGAN
|
KURIKULUM
|
ADMINISTRASI SEKOLAH
|
PERGURUAN TINGGI
|
SEKOLAH MENENGAH
|
SEKOLAH DASAR
|
PENDIDIKAN INFORMAL
|
PENDIDIKAN NON FORMAL
|
PENDIDIKAN FORMAL
|
SISTEM POLITIK
|
SISTEM PENDIDIKAN
|
SISTEM EKONOMI
|
Masyarakat
|
Sistem
Subsistem
Sub-Subsistem
Dst
METODE
|
MATERI
|
MATERI
|
Gambar 6.5
Sistem
Pendidikan dan Subsistem Pendidikan dalam Supra Sistem
SM = Sekolah Menengah
Gambar 6.7
Sistem
Pendidikan Dan Subsistem Pendidikan dalam Supra Sistem
PF =
Pendidikan Formal
PNF =
Pendidikan Non Formal
PIF =
Pendidikan In Formal
Gambar 6.8
Sistem Pendidikan Dan Subsistem Pendidikan Dalam Supra Sistem
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan
bahwa pendidikan itu merupakan sebuah komponen atau lembaga yang mempunyai
tujuan agar terciptanya situasi atau potensi-potensi dasar apa saja yang
dimiliki anak-anak dapat dikembangkan sesuai dengan ketentuan kebutuhan mereka
pada suatu zaman dan dimana mereka harus survival. Dalam pendidikan tersebut
memahami bahwa tujuan atau kompetensi yang dirumuskan dalam kurikulum yang
berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran. Persoalan tersebut
adalah bagaimna melaksanakannya di dalam proses belajar-mengajar atau proses
pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai dan juga
memahami bagaimana pendidikan itu mempunyai sistem yang baik untuk mencapai
tujuan.
3.2 SARAN
Sistem merupakan istilah yang memiliki makna yang sangat luas dan dapat
digunakansebutan yang melekat pada sesuatu. Sistem terdiri dari unsur-unsur,
fungsi dari masing-masing unsur, ada kesatuan fungsi dari kesatuan unsur dan
ada yujuan yang ingin dicapai. Begitupun pendidikan sebagai sebuah sistem yang
disebut dengan sistem pendidikan. Oleh karena itu pendidikan sebagai sistem
sangatlah perlu dimengerti karena pendidikan juga merupakan sistem yang terdiri
dari berbagai macam komponen pendukung yang masing-masing komponen akan
mempengaruhi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
HAR Tilar,
1999. Pendidikan, Kebudayaan dan
Masyarakat Madani Indonesia : Strategi
Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar