Jumat, 13 April 2012

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        LATAR BELAKANG
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Di dalam kegiatan belajar, anak memerlukan motivasi. Misalnya anak yang akan ikut ujian, membutuhkan sejumlah informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya dalam ujian, agar memperoleh nilai yang baik. Jika pada ujian nanti anak tidak dapat menjawab, maka akan muncul motivasi anak untuk menyontek karena ingin mempertahankan dirinya, agar tidak dimarahi orang tuanya karena memperoleh nilai yang buruk. Dalam kesempatan yang lain, bisa terjadi anak akan memperlihatkan motif mencuri, jika dia dihadapkan dengan keadaan lapar. Motif mencuri ini muncul karena juga ingin mempertahankan dirinya, agar memiliki kekuatan untuk berusaha.


1.2       RUMUSAN MASALAH
1.             Apa pengertian dari motivasi belajar ?
2.             Apa yang dimaksud dengan motivasi intrinsik dan ektrinsik ?
3.             Apa sajakah fungsi motivasi belajar ?
4.             Apa sajakah upaya untuk meningkatkan motivasi belajar ?

1.3        TUJUAN

1.             Agar pembaca mengetahui pengertian motivasi belajar
2.             Agar pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud dengan motivasi intrinsik dan ektrinsik
3.             Agar pembaca lebih mengetahui dan mengerti apa sajakah fungsi motivasi belajar
4.             Agar pembaca dapat lebih memahammi upaya untuk mmeningkatkan motivasi belajar khususnya para calon guru ataupun para guru










BAB II
PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN MOTIVASI                      
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donald mengemukakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Oenar Hamalik, 1992 : 173). Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dan aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat ia lakukan untuk mencapainya.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan  dengan kebutuhannya. Maslow (1943, 1970) sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu apa yang sseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

2.2       MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yag berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebbut “Motivasi Intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ektrinsik”.

1.      Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud deengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan melakukan sesuatu.
2.        Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
2.3       FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR

                    Motivasi Intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.

Fungsi motivasi adalah sebagai berikut :
1.                   Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncul minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. Disini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong kearah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2.                  Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan kala pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya.
3.                   Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempeajari mata pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan ttujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar. Dengan tekun anak didik belajar. Dengan penuh konsenrtasi anak didik belajar agar tujuannya mencapai sesuatu yang ingin diketahui atau dimengerti itu cepat terjadi. Segala sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.

2.4       UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa upaya meningkatkan motivasi belajar dalam kegiatan belajar di sekolah, misalnya saja seperti yang diungkapkan A.M. Sardiman (2005:92-94), yaitu :
1.             Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2.             Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.

3               Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4.       Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
5.       Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6.       Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7.       Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi  belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8.       Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.














BAB III
PENUTUP

3.1          SIMPULAN

Sebagai kesimpulan dapat kita pastikan bahwa motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Umumnya, persoalan mengenai kaitan motivasi dengna belajar adalah bagaimana mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan supaya hasil belajar dapat optimal (sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri individu).
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbulnya dari dalam orang yang bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Motivasi ektrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar, biasanya oleh orang lain. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik pada umumnya lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi ekstrinsik.
Hal ini tentu memberi informasi yang sangat berharga bagi para pendidik, pembimbing maupun orang tua.










3.2               SARAN
Seorang guru harus dapat memberikan motivasi belajar kepada peserta didiknya karena dengan motivasi peserta didik akan terjadi perkembangan dalam belajarnya.Upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik harus mulai dirintis oleh para guru. Seorang guru bukan hanya berfungsi sebagai pengajar yang hanya mentransfer ilmu saja tetapi juga memperhatikan peserta didiknya apakah dia dapat menerima dengan baik atau tidak.
Dalam makalah ini telah dibahas upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi belajar. Semoga para pembaca pada umumnya dan para guru  pada khususnya bisa mencoba menerapkan pada kenyataan yang sesungguhnya dan bukan hanya teori saja.




















DAFTAR PUSTAKA

B. Uno,Hamzah.2006.Teori Motivasi Dan Pengukurannya.Jakarta : PT Bumi Aksara
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang.1989.Psikologi Belajar.Semarang : IKIP Semarang Press
Agung,Iskandar.2010.Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru.Jakarta : Bestari Buana Murni



Tidak ada komentar:

Posting Komentar