BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Motivasi dan
belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan
tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil
dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Motivasi
belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor
tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan
untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Di dalam
kegiatan belajar, anak memerlukan motivasi. Misalnya anak yang akan ikut ujian,
membutuhkan sejumlah informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya dalam
ujian, agar memperoleh nilai yang baik. Jika pada ujian nanti anak tidak dapat
menjawab, maka akan muncul motivasi anak untuk menyontek karena ingin
mempertahankan dirinya, agar tidak dimarahi orang tuanya karena memperoleh
nilai yang buruk. Dalam kesempatan yang lain, bisa terjadi anak akan
memperlihatkan motif mencuri, jika dia dihadapkan dengan keadaan lapar. Motif
mencuri ini muncul karena juga ingin mempertahankan dirinya, agar memiliki
kekuatan untuk berusaha.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari motivasi belajar ?
2.
Apa yang dimaksud dengan motivasi intrinsik dan
ektrinsik ?
3.
Apa sajakah fungsi motivasi belajar ?
4.
Apa sajakah upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
?
1.3 TUJUAN
1.
Agar pembaca mengetahui pengertian motivasi belajar
2.
Agar pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik dan ektrinsik
3.
Agar pembaca lebih mengetahui dan mengerti apa sajakah
fungsi motivasi belajar
4.
Agar pembaca dapat lebih memahammi upaya untuk
mmeningkatkan motivasi belajar khususnya para calon guru ataupun para guru
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
MOTIVASI
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan
berbagai sudut pandang mereka masing-masing namun intinya sama, yakni sebagai
suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donald mengemukakan bahwa, motivation is a energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Oenar
Hamalik, 1992 : 173). Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu
aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan
tertentu dan aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk
mencapainya dengan segala upaya yang dapat ia lakukan untuk mencapainya.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar tak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu
tidak menyentuh kebutuhannya.Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum
tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Maslow (1943, 1970) sangat
percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh
kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa
cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan
estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi
tingkah laku individu. Oleh karena itu apa yang sseorang lihat sudah tentu akan
membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan
kepentingannya sendiri.
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa
motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting
dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk
belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang
diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi
intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.
2.2 MOTIVASI
INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Dalam
membicarakan soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut
pandang, yakni motivasi yag berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang
disebbut “Motivasi Intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang yang disebut “motivasi ektrinsik”.
1.
Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud
deengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan melakukan sesuatu.
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
2.3 FUNGSI
MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi
Intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong,
penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi
dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan
hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan. Karena
itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari
motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Fungsi motivasi adalah sebagai berikut :
1.
Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya
anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang
dicari muncul minatnya untuk belajar. Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka
untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu
yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam
rangka mencari tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat
terhadap suatu objek. Disini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian
tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap
itulah yang mendasari dan mendorong kearah sejumlah perbuatan dalam belajar.
Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang
seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2.
Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan
psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu
kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan
psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap
jiwa dan raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk
dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan
kala pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil,
dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya.
3.
Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik
yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan
dan mana perbuatan yang diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan
sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk
mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempeajari mata
pelajaran dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari. Sesuatu yang akan dicari
anak didik merupakan ttujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar
itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
Dengan tekun anak didik belajar. Dengan penuh konsenrtasi anak didik belajar
agar tujuannya mencapai sesuatu yang ingin diketahui atau dimengerti itu cepat
terjadi. Segala sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan
konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan motivasi yang
dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar.
2.4 UPAYA
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
Ada beberapa
upaya meningkatkan motivasi belajar dalam kegiatan belajar di sekolah, misalnya
saja seperti yang diungkapkan A.M. Sardiman (2005:92-94), yaitu :
1.
Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah
nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para
siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa
pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan
bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya
bukan sekedar kognitifnya saja.
2.
Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada
bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah
diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3
Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana untuk
meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan, siswa akan
menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan
menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat terlibat
secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan motivasi.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan ulangan.
Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan dan akan
jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan
mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa pasti akan berusaha
mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka
perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement yang
positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga harus
pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga
diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika
diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena
itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Sebagai
kesimpulan dapat kita pastikan bahwa motivasi adalah kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, jadi motivasi untuk belajar adalah
kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Umumnya, persoalan
mengenai kaitan motivasi dengna belajar adalah bagaimana mengatur agar motivasi
dapat ditingkatkan supaya hasil belajar dapat optimal (sesuai dengan kemampuan
yang ada pada diri individu).
Motivasi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ektrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbulnya dari dalam orang
yang bersangkutan, tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Motivasi ektrinsik
adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar, biasanya oleh orang
lain. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik pada umumnya
lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi
ekstrinsik.
Hal ini
tentu memberi informasi yang sangat berharga bagi para pendidik, pembimbing
maupun orang tua.
3.2
SARAN
Seorang guru harus dapat memberikan motivasi belajar kepada peserta
didiknya karena dengan motivasi peserta didik akan terjadi perkembangan dalam
belajarnya.Upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik harus mulai
dirintis oleh para guru. Seorang guru bukan hanya berfungsi sebagai pengajar
yang hanya mentransfer ilmu saja tetapi juga memperhatikan peserta didiknya
apakah dia dapat menerima dengan baik atau tidak.
Dalam makalah ini telah dibahas upaya-upaya untuk meningkatkan motivasi
belajar. Semoga para pembaca pada umumnya dan para guru pada khususnya bisa mencoba menerapkan pada
kenyataan yang sesungguhnya dan bukan hanya teori saja.
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno,Hamzah.2006.Teori Motivasi Dan Pengukurannya.Jakarta : PT Bumi Aksara
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang.1989.Psikologi Belajar.Semarang : IKIP Semarang Press
Agung,Iskandar.2010.Meningkatkan
Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru.Jakarta : Bestari Buana Murni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar